METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
Sugeng
A.
Hakikat
Metode Pembelajaran Inkuiri
Salah satu
metode pembelajaran dalam bidang sains, yang sampai sekarang masih tetap
dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry.
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi danmelakukan
pertanyaan-pertanyaan (pakdesofa.blog.plasa.com). Menurut Holil(2008) ,
pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang
untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau pertanyaan
terhadap fakta-fakta. Pembelajaran inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana siswa
merasa bebas untuk berkarya, berpendapat, membuat kesimpulan dan membuat
dugaan. Suasana seperti itu amat penting karena keberhasilanpembelajaran
bergantung pada kondisi pemikiran siswa.
Pembelajaran inkuiri merupakan
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atauperistiwa) secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri (Musyayana, 2008).Dengan kata lain, inquiry berkaitan
dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang terfokus
pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin
tahu.Jika kita ingin menanamkan inkuiri dalam diri siswa, maka cara menuangkan
informasi sebanyak-banyaknya ke dalam otak siswa tidaklah sesuai dengan maksud
pendidikan, anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan
mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap satu masalah. Dengan
demikian, anak perlu dibina berpikir dan bertindak secara kreatif.
Alasan rasional penggunaan metode
inquiry adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
Sains dan akan lebih tertarik terhadap
Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” Sains.
Investigasi yang dilakukan oleh
siswa merupakan tulang punggung metodeinquiry. Investigasi ini difokuskan untuk
memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir
ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses
berpikir ilmiah tersebut(iwanps.wordpress.com). Dalam metode inquiry,
keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap
anak terhadap Sains dan Matematika.Penelitian menyatakan bahwa metode inquiry
membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman
proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary
dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan
bahwa metode inquiry tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikapkeilmiahan dalam
diri siswa.Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan
dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran
ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Peranan guru dalam pembelajaran
dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru
adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan.
Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang
akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan
sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.Bimbingan dan
pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa
dalam pemecahan masalah harus dikurangi
B.
Lima Komponen Umum dalam Metode Inquiry
Walaupun dalam praktiknya aplikasi
metode pembelajaran inquiry sangatberagam, tergantung pada situasi dan kondisi
sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry
memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative
Interaction, PerformanceEvaluation, dan Variety of Resources
Sumber: http://iwanps.wordpress.com
1.
Question
Pembelajaran biasanya dimulai dengan
sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau
kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya,
yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh
siswa.Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus
dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini - sesuai dengan Taxonomy
Bloom siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi , sintesis, dan analisis. Jawaban
dari pertanyaan inti tidak dapatditemukan misalnya di dalam buku teks,
melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
2.
Student
Engangement
Dalam metode inquiry, keterlibatan
aktif siswa merupakan suatukeharusan sedangkan peran guru adalah sebagai
fasilitator. Siswa bukansecara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom
isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut
terlibat dalammenciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa
terhadapkonsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
3.
Cooperative
Interaction
Siswa diminta untuk berkomunikasi,
bekerja berpasangan atau dalamkelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.
Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang
diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua
jawaban benar.
4.
Performance
Evaluation
Dalam menjawab permasalahan,
biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah
produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan
yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi,
grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru
melakukan evaluasi.
5.
Variety of Resources
Siswa dapat menggunakan
bermacam-macam sumber belajar, misalnyabuku teks, website, televisi, video,
poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya
C. Implementasi
Metode Inquiry
Menurut Roestiyah (2001) dalam
mengimplementasikan metode ini, guru dapat melaksanakannya sebagai berikut:
guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke dalam kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang
harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya
di dalam kelompok.Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan,
kemudian dibuat laporan yang tersusun
dengan baik.Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang
pleno atau forum kelas atau diskusi kelas, dan terjadilah diskusi secara luas.
Dari sidang plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja
kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan,
hal itu perlu diperhatikan. Guru menggunakan metode ini tatkala mengajar
memiliki tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta
meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka
belajar bersama dalam kelompok. Diharapkan
juga siswa mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan
nantinya. Mereka juga diharapkan dapat berdebat,menyanggah dan mempertahankan pendapatnya.Inquiry mengandung proses mental
yang lebih tinggi tingkatannya.Seperti merumuskan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen,mengumpulkan dan menganalisis data, dan
menarik kesimpulan.
Metode ini dapatmenumbuhkan sikap objektif,
jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.Akhirnya dapat mencapai
kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas
berarti siswa sedang melakukan inquiry.Teknik ini juga dapat berjalan sebagai
berikut: guru menunjukkan sesuatu barang,
benda atau buku yang masih asing kepada siswa di kelas. Semua siswa
disuruh mengamati , meraba, melihat dengan seluruh indranya. Kemudian guru
memberikan masalah atau pertanyaan kepada seluruh siswa yang sudah siap dengan
jawaban atau pendapat, maka ia akan mendapat giliran mengemukakan pendapatnya. Jawaban atau pendapat, yang sudah dikemukakan oleh temannya
yang terdahulu, tidak boleh diulang oleh temannya kemudian. Jadi masalah
itu berkembang seperti yang diarahkan: tidak menyeleweng dari garis pelajaran
yang telah direncanakan. Murid banyak menemukan masukan baru yang berarti. Hal
itu bisa terjadi bila proses interaksi belajar mengajar mengalami perubahan
arah dari “teacher centered” menuju “student
centered”.
Dalam proses belajar siswa memerlukan waktu untuk menggunakan daya otaknya untuk berpikir dan memperoleh
pengertian tentang konsep, prinsip, dan teknik menyelidiki masalah.Menurut
Roestiyah (2001) untuk meningkatkan metode inquiry dapat dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Membimbing kegiatan laboratorium,
2.Modifikasi inquiry,
3.Kebebasan inquiry,
4.Inquiry pendekatan peranan,
5.Mengundang ke dalam inquiry,
6.Teka-teki bergambar,
7.Synthetics lesson,
8.Kejelasan nilai-nilai.
1.
Membimbing
kegiatan laboratorium
Guru
menyediakan petunjuk yang cukup luas kepada siswa, dan sebagian besar perencanaannya dibuat oleh
guru. Di mana siswa melakukan kegiatan percobaan atau penyelidikan untuk
menemukan konsep-konsepatau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan guru
2.
Modifikasi
inquiry
Dalam hal ini guru hanya menyediakan
masalah-masalah, dan menyediakan bahan atau alat yang diperlukan untuk
memecahkan masalah secara perseorangan ataupun kelompok. Bantuan yang bias diberikan
harus berupa pertanyaan-pertanyaan, yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan
menemukan cara-cara penelitian yang tepat.
3.
Kebebasan
inquiry
Setelah siswa mempelajari dan
mengerti tentang bagaimana memecahkan suatu problema dan memperoleh pengetahuan
cukup tentang mata pelajaran tertentu, serta telah melakukan modifikasi inquiry
, maka siswa telah siap untuk melakukan kegiatan kebebasan inquiry. Dimana guru
dapat mengundang siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan ini, dari siswa
dapat mengidentifikasi dan merumuskan macam-macam masalah yang akan dipelajari.
4.
Inquiry
pendekatan peranan
Siswa dilibatkan dalam proses
pemecahan masalah, yang cara-caranya serupa dengan cara-cara yang biasanya
dilakukan oleh para ilmuwan.Suatu undangan memberikan suatu masalah kepada
siswa, dan dengan pertanyaan yang telah direncanakan dengan teliti, mengundang
siswa untuk melakukan beberapa kegiatan seperti: merumuskan masalah,merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, dan seterusnya
5.
Mengundang
ke dalam inquiry
Merupakan kegiatan proses belajar
yang melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri dari 4 anggota
untuk memcahkan masalah,masing-masing anggota diberi peran yang berbeda-beda
seperti koordinator tim, penasihat teknis, perekam data, dan sebagainya.
Anggota tim melaksanakan peran-peran itu, bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
6.
Teka-teki
bergambar
Adalah suatu teknik untuk
mengembangkan motivasi dan perhatian siswadi dalam diskusi kelomok kecil/besar.
Gambar, peragaan atau situasi yangsesungguhnya dapat digunakan untuk
meningkatkan cara berpikir kritisdan kreatif siswa.
7.
Synthetics
lesson
Pendekatan ini untuk menstimulir
bakat-bakat kreatif siswa. Misalnya sains dan ilmu-ilmu sastra lebih lanjut
dikatakan bahwa emosi, efektif,dan komponen-komponen irasional kreatif pada
mulanya adalah lebihpenting dibandingkan dengan pikiran-pikiran rasional. Pada
dasarnya“synthetics” memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai
macam bentuk kiasan agar dapat membuka intelegensinya danmengembangkan daya
kreativitasnya. Hal itu dapat dilaksanakan karena “kiasan” dapat membantu
melepaskan “ikatan struktur mental”yang melekat kuat dalam memandang suatu
masalah sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8.
Kejelasan
nilai-nilai
9.
Perlu diadakan
evaluasi lebih lanjut tentang keuntungan-keuntunganpendekatan ini, terutama
yang menyangkut sikap, nilai-nilai dan pembentukan “self concept” siswa.
Ternyata dengan teknik inquiry siswa melakukan tugas-tugas kognitif lebih baik.
Proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1.
Merumuskan
masalah, kemampuan yang dituntut adalah : a)kesadaran terhadap masalah; b) melihat
pentingnya masalah dan c) merumuskan masalah.
2.
Mengembangkan
hipotesis; kemampuan yang dituntut dalammengembangkan hipotesis ini adalah : a)
menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh ;b)melihat dan merumuskan
hubungan yang ada secara logis, dan merumuskan
masalah.
3.
Menguji
jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut
adalah : a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa
yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan
data,menginterpretasikan data dan mengklasifikasikan data; c) analisis data,
terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan
mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
4.
Menarik
kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah : a) mencari pola dan makna hubungan; dan
;b) merumuskan kesimpulan
5.
Menerapkan
kesimpulan dan generalisasi ; kemampuan yang
dituntut adalah: a)Merangkum hasil percobaan menjadi sebuah kesimpulan; b)Menggunakan
kesimpulan untuk memecahkan persoalan sejenis.
Peranan pengajar dalam proses
belajar mengajar dengan pendekataninkuiri adalah,
1.
Pengajar
mampu menstimulasi (memberi rangsangan danmenantang pembelajar untuk berpikir)
2.
Pengajar
mampu memberi dukungan untuk inkuiri
3.
Pengajar
mampu memberikan fleksibilitas (kesempatan dankeluwesan serta kebersamaan untuk
berpendapat, berinisiatif, atauberprakarsa) dan bertindak.
4.
Pengajar
mampu mendiagnosis kesulitan-kesulitan pembelajardan membantu mengatasinya.
5.
Pengajar
mampu mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan mengajar serta waktu mengajar
dengan sebaik-baiknya.
Akan tetapi, dalam proses belajar
mengajar hal-hal yang perlu mendapatrangsangan (stimulus) adalah:
·
Adanya hak
dan otonomi pembelajar.
·
Kebebasan
dan dukungan terhadap pembelajar.
·
Sikap
keterbukaan.
·
Percaya
kepada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri.
·
Adanya
konsep diri (self-concept).
·
Pengalaman
inkuiri, menunjukkan keterlibatan dalam masalah-masalah.
D. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Inkuiri
Kelebihan mengajar dengan
menggunakan metode inkuiri adalah:
1. Pengajaran berpusat pada diri pembelajar. Salah satu
prinsippsikologi belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin
seringketerlibatan pembelajar (student engagement ) dalam kegiatan, makin besar
baginya untuk mengalami proses belajar. Dalam proses belajar inkuiri,
pembelajar tidak hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi jugamengalami proses
belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri,tanggung jawab dan
komunikasi sosial secara terpadu.
2.
Pengajaran
inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri),sehingga siswa lebih terbuka
terhadap pengalaman-pengalaman baru,lebih kreatif, berkeinginan untuk selalu
mengambil kesempatan yangada dan pada umumnya memiliki mental yang sehat.
3.
Tingkat
pengharapan bertambah, yaitu ada kepercayaan diri serta idetertentu bagaimana
ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengancaranya sendiri.
4.
Pengembangan bakat dan kecakapan individu. Lebih banyak kebebasan
dalam proses belajar mengajar berarti makin besarkemungkinannya untuk mengembangkan kecakapan, kemampuandan
bakat-bakatnya.
5.
Dapat
memberi waktu kepada pembelajar unuk mengasimilasi danmengakomodasi informasi.
Belajar yang sesungguhnya yaitu jikapembelajar bereaksi dan bertindak terhadap
informasi melalui prosesmental.
6.
Dapat
menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional.
7.
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
8.
Membantu
dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasiproses belajar yang baru.
9.
Mendorong
siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskanhipotesisnya sendiri.
10. Mendoromg siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri,bersikap objektif, jujur dan terbuka.
Di samping keuntungan ada juga
kelemahan-kelemahan dalam metodeinkuiri, yaitu antara lain:
1.
Diperlukan
keharusan kesiapan mental untuk mengimplementasikancara belajar ini dengan
percaya diri yang kuat.
2.
Pembelajar harus mampu menghilangkan hambatan.
3.
Kalau
pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlahsiswa yang besar, kemungkinan
besar tidak berhasil.
4.
Pembelajar
yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yangtelah dirancang pengajar,
biasanya agak sulit untuk diberi dorongan.Lebih-lebih kalau harus belajar
mandiri. Dampaknya dapatmengecewakan pengajar dan pembelajar sendiri.
5.
Lebih
mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap danketerampilan sehingga memberi
kesan terlalu idealis.
6.
Ada kesan
dananya terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuannyakurang berhasil, sehingga
hanya merupakan suatu pemborosanbelaka.
E. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas maka
dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1.
Pembelajaran
inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada
siswa bagaimana cara meneliti permasalahanatau pertanyaan fakta-fakta.
2.
Lima
komponen yang umum dalam metode inkuiri yaitu
Question,Student Engangement, Cooperative Interaction,
PerformanceEvaluation, dan Variety of Resources
3.
Kegiatan-kegiatan
yang dapat meningkatkan metode inkuiri yaitu Membimbing kegiatan laboratorium;
Modifikasi inquiry; Kebebasan inquiry; Inquiry pendekatan peranan; Mengundang
ke dalam inquiry;Teka-teki bergambar; Synthetics lesson; Kejelasan nilai-nilai.
4.
Tahapan-tahapan
dalam proses inkuiri yaitu: merumuskan masalah;mengembangkan hipotesis; menguji
jawaban tentatif; menarik kesimpulan; menerapkan kesimpulan dan
generalisasi
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anonim. 2008.Metode
Belajar Inquiry : http://iwanps. wordpress.com
/2008/04/17/ metode-mengajar-inkuiri/ diakses pada 21 April 2009
2.
Anonim. _____.Pendekatan InQuiri  dalam Mengajar .
http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/24, diakses pada 21 April 2009
3.
Holil
,Anwar.2008.http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/hubungan-inkuiri-dan-keterampilan.html,diakses pada 21 April 2009
4.
Marsaja. 2008. strategi
inkuiri model teknik bertanya . http://marsaja.wordpress.com /2008/04/14/
strategi-inkuiri-model-teknik-bertanya/ diakses pada 21 April 09
5.
Musyayana.2008. Sekedar
Catatan Untuk Para Guru di Bawean . http:// www.bawean .net
/2008/07/penerapan-strategi-pembelajaran-yang.html,diakses pada 21 April 2009
6.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar